Apa Yang Dikhawatirkan Orang Tua Kepada Anaknya?
Beberapa waktu yang lalu, Happifyourworld bikin topik di Instagram yang berjudul “Pas udah puber, kenapa teman jadi lebih matter buat kita daripada orang tua?” Diskusi ini sampai pada kesimpulan tentang apa sih yang dikuatirkan orang tua tentang anaknya. Sehingga seringkali muncul perbedaan keinginan, tujuan, mimpi yang ingin diraih si anak dan orang tua. Berdasarkan hal tersebut, Happifyourworld trying to figure it more dengan bertanya langsung ke beberapa orang tua. Yuk baca lebih lanjut di sini.
Buat orang tua, anak adalah segala-galanya. Semua kebutuhan si anak sebisa mungkin dipersiapkan dengan matang, bahkan sebelum lahir. Buat mereka, harapannya adalah si anak akan jadi “something” di masa depan instead of “nothing”. Makanya gak heran kalau ketika apa yang mereka rencanakan atau pun ada sesuatu yang di luar pengetahuan mereka, akan bikin mereka kuatir. Bahkan gak jarang jadi defensif. Menurut Ibu Rahma*, salah satu orang tua yang Happifyourworld tanya: “segala aspek tentang anak, mau itu dari kesehatan, keamanan, dirinya dan attitude-nya, akan jadi perhatian orang tua. Bahkan sampai dia dewasa dan berkeluarga, orang tua akan selalu tetap merasa kuatir tentang mereka.”
Nah apa aja yang orang tua selalu kuatirkan tentang anaknya? Menyimpulkan dari beberapa jawaban yang Happifyourworld kumpulin, ini dia jawabannya:
KETIKA KITA MULAI BERSOSIALISASI DENGAN ORANG LAIN
Sadar gak, ketika kita mulai bermain, masuk sekolah atau sekedar jalan-jalan dengan orang lain, orang tua langsung waspada (alert mode!). Mulai dari apakah kita bisa berkomunikasi dengan baik, apa yang orang tersebut akan lakukan (kepada kita), apakah lingkungan tersebut akan mengubah value kita, dll. Bersosialisasi dengan orang lain akan melihat bagaimana attitude atau sikap kita di luar lingkup keluarga. Secara gak langsung kita akan dinilai oleh orang lain, dan melalui kitalah akan terlihat bagaimana cara orang tua mendidik kita. Dan itu akan jadi kekuatiran tersendiri buat orang tua, apakah mereka sudah jadi orang tua yang baik atau gak buat si anak.
Ada alasan lain lagi kenapa orang tua kuatir dengan sosialisasi. Karena bersosialisasi dengan orang lain akan berpengaruh ke pola pikir dan tindakan si anak. Syukur-syukur deh kalau si anak dapet pengaruh positif, tapi kalau pengaruh negatif? Wah bisa berabe!
KETIKA KITA UDAH MULAI BISA MENENTUKAN DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI
“mama papa aku mau ambil jurusan design, aku mau jadi designer!” “aku mau sekolah di luar negeri” “kayaknya aku mau ngekos/tinggal sendiri supaya bisa hidup mandiri” Kalimat-kalimat di atas buat kita sebagai anak sih mungkin “sepele” (walaupun kenyataannya menakutkan juga buat kita), tapi untuk orang tua ini tuh kayak petir di siang bolong. Menurut Bapak dan Ibu Amin*:
“ketika anak di luar dari jangkauan orang tua dan gak tau mereka lagi ngapain sudah tentu ada kekuatiran yang sangat besar. Bayangkan saja, yang biasanya 24/7 kita bisa tahu mereka lagi ngapain tiba-tiba jadi meraba-raba dalam gelap. Terkadang saya sampai gak bisa tidur mikirin tentang hal ini.”
Ngambil keputusan sendiri apapun itu, buat kita adalah satu step menuju pendewasaan diri supaya kita bisa survive dan gak manja ketika nanti nyemplung di masyarakat, dan orang tua tentu aja menyadari hal ini sepenuhnya. Karena itu ketika kita udah bisa ambil keputusan sendiri, pertahankan komunikasi dengan orang tua biar mereka gak kuatir. Kalau apa yang kita percaya bertentangan dengan mereka, berikan alasan kenapa supaya mereka pun bisa mengerti dan mendukung apa yang kita yakini.
KETIKA KITA TERLALU SIBUK SEHINGGA GAK MEMPERHATIKAN DIRI SENDIRI, ATAU GAK TERBUKA (MENYEMBUNYIKAN) TENTANG APA YANG KITA ALAMI
Buat orang tua yang ngeliat anaknya mulai beranjak remaja dan dewasa, tentunya bikin mereka kangen sama masa-masa di mana kita ngabisin waktu sepenuhnya buat mereka. Makanya rasa kuatir akan muncul ketika kita terlalu sibuk hingga gak punya waktu buat diri sendiri, sampai-sampai kesehatan pun dikorbankan.
Menurut Ibu Marina*, “salah satu hal yang paling menyakitkan bagi orang tua adalah tidak mengetahui kondisi anaknya sendiri. Apakah dia sehat atau sakit, atau sedang mengalami hal lain. Worst case scenario, ketika kami (orang tua) terlambat untuk menolong anak kami sendiri, it feels like killing us.”
Sebagai anak, pasti ada hal yang kita sembunyikan karena gak pingin orang tua kuatir. But believe it or not, sooner or later, orang tua pasti akan mengetahui hal tersebut. Bagus kalau hal yang kita sembunyikan positif, tapi kalau hal tersebut akan bikin si anak menderita dan orang tua baru tahu belakangan, kebayang kan gimana devastated-nya mereka.
Selain dari tiga di atas, sebenarnya masih banyak lagi kekuatiran orang tua sehingga bikin mereka bisa bertindak terlalu over-protected. Tapi ketiga hal di atas adalah hal yang paling dasar yang bikin orang tua (selalu) merasa kuatir tentang si anak. Mungkin bagi kita ketiga hal di atas adalah hal yang wajar tapi namanya orang tua, perkembangan si anak udah pasti bikin mereka was-was.
Karena itu menurut Dr. Ron Taffel dikutip dari TIME, yang paling penting antara hubungan orang tua dan anak adalah keterbukaan. Dengan gitu komunikasi di antara mereka akan sejalan dan (seenggaknya) meringankan rasa kuatir di diri orang tua, dan buat anak sendiri mereka tahu kalau orang tua akan selalu ada buat mereka kapan pun mereka butuhkan.
Foto: Shutterstock