Perubahan siklus menstruasi sesuai umurnya
Seiring bertambahnya usia, siklus haid pun ternyata berubah karena berbagai sebab. Seperti apa aja sih perubahan siklus haid sesuai umurnya itu? Baca di sini!
Setiap bulan kita pasti kedatangan si tamu menstruasi (haid). Entah datangnya lebih cepat, lambat, atau bahkan gak datang sama sekali, siklus menstruasi (haid) bisa dibilang gak bisa diprediksi 100%. Dan semakin usia bertambah, siklus menstruasi kita pun berubah secara signifikan akibat perubahan hormon.
SIKLUS HAID (MENSTRUASI) SEBELUM USIA 15 - 20 TAHUN
Ketika puber, siklus menstruasi (haid) kita cenderung belum stabil atau gak menentu. Siklus menstruasi (haid) kita bisa datang lebih cepat atau lebih lambat. Bahkan ada juga yang gak datang sama sekali, tapi PMS (Premenstrual Syndrome)-nya tetap muncul. Siklus menstruasi (haid) yang belum teratur ini disebabin karena tubuh kita masih berusaha menyesuaikan dengan perubahan fisik, terutama di bagian dalam. Makanya kalo siklus menstruasi (haid) kita terkesan labil datangnya, seperti nungguin janji pacar, selama gak ada tanda-tanda aneh hal ini normal kok.
Sedangkan buat lama siklus menstruasinya menurut survey yang dilakukan oleh FLO, dibanding 28 hari, 30 hari justru lebih umum dialamin oleh cewek berusia 18 - 24 tahun. Dan fase luteal-nya pun lebih pendek.
SIKLUS HAID (MENSTRUASI) DI USIA 20-AN HINGGA 30-40 TAHUN
Di usia 20-an, siklus menstruasi (haid) kita udah mulai teratur dan bisa diprediksi. Jarak antara hari pertama haid bulan ini dengan hari pertama haid bulan berikutnya biasanya berjarak 28 hari (atau kebanyakan 27 hari), dengan lama menstruasi (haid) sekitar 2-7 hari. So, bisa dibilang usia 20 sampe 30-an siklus menstruasi (haid) kita akan lebih mudah dikontrol. Nah ketika kita melahirkan dan punya bayi, biasanya kita akan mulai menstruasi (haid) lagi setelah enam minggu proses melahirkan. Tapi ini tergantung bila kita menyusui atau tidak. Dan setelah melahirkan kita gak akan terlalu merasakan kram perut, karena serviks udah terbuka lebih lebar sehingga darah yang keluar gak memerlukan kontraksi rahim yang kuat. Yang musti diingat, di usia ini ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi siklus menstruasi (haid) kita. Seperti stress, alat kontrasepsi, lifestyle, dan lain sebagainya. Karena itu akan mulai muncul gejala yang harus diwaspadai, seperti:
● Pendarahan yang lebih berat yang (kemungkinan) disebabkan oleh fibroid (tumor jinak yang tumbuh/terjadi di bagian atas atau di dalam otot rahim).
● Rasa sakit yang berlebihan dan berlangsung selama sepanjang bulan, yang disebabkan endometriosis atau infeksi lapisan dalam rahim.
● Terlambat menstruasi (haid) karena Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau kelainan hormon yang nyebabin penderita punya banyak kista kecil pada indung telur.
Kalo kita ngalamin siklus menstruasi (haid) abnormal, yaitu lebih dari 7 hari, siklus menstruasi (haid) kurang dari 21 hari atau lebih dari 38 hari, rasa sakit yang berlebihan dibanding kram perut biasanya, atau terlambat menstruasi (haid) hingga 3 bulan lamanya. Segera periksakan ke dokter ya!
SIKLUS HAID (MENSTRUASI) 40-AN SAMPAI 50-AN
siap buat say goodbye to menstruasi (haid) atau menopause. Walaupun rata-rata menopause terjadi di usia 45 sampe 55-an, tapi, menopause bisa terjadi lebih awal buat sebagian cewek atau di bawah umur 40-45 tahun. Hal ini disebut menopause dini. Biasanya, 10 tahun sebelum menopause beberapa cewek sering ngalamin perubahan pada siklus haidnya. Jelang menopause, aliran darah menstruasi (haid) berubah jadi lebih ringan, lebih berat, atau lebih lama. Kita juga bisa ngalamin gejala menopause seperti; tubuh selalu terasa panas dan berkeringat di malam hari.
Biarpun saat di usia ini ovulasi jadi gak menentu tapi kita tetap harus menjaga organ reproduksi. Selain itu, kalo di usia ini kita ngalamin gejala seperti pendarahan hebat yang disertai kulit kering, rambut rontok, dan metabolisme lambat, usahain segera konsultasi ke dokter ya. Karena bisa jadi ini pertanda ada masalah tiroid di dalam tubuh kita.
Apakah banyaknya darah menstruasi (haid) juga dipengaruhi oleh umur?
Gak selalu. Banyak atau sedikitnya darah haid disebabin oleh hormon, dan hormon ini paling banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, ataupun juga keturunan serta faktor lainnya. Namun menurut The New York Times, buat sebagian cewek, darah menstruasi (haid) serta gejala nyeri haid bisa bertambah seiring bertambahnya usia. Ketika cewek transisi menuju perimenopause (biasanya dimulai setelah usia 40 tahun), ada perubahan style pada darah menstruasi haid). Yang mungkin biasanya gak banyak, tiba- tiba jadi heavy-flow dan nyeri kram yang sangat sakit.
Yang pasti bila ada perubahan pada menstruasi (haid) dan kamu udah ngerasa gak nyaman, segera konsultasikan ke dokter ya.